Kamis, 20 Agustus 2009

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS MANAJEMEN MADRASAH

Oleh : Mursana

A. Pendahuluan

Ada sebuah adagium yang mengatakan “Alhaqqu Bila Nidzam Qadyaglibul Baatila binnidzaam” (Kebenaran yang tidak terorganisir, akan hancur berantakan oleh kebatilan yang terorganisir).

Terorganisir erat kaitannya dengan manajemen. Istilah manajeman barangkali kita dapatkan dari teori ekonomi. Dengan manajemen yang efektif akan dapat mencapai hasil yang baik dan akan meraih tujuan dari proses kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna. Tanpa manajemen yang baik, tujuan kegiatan tidak akan tercapai dengan baik bahkan kemungkinan menjadi permasalahan yang sangat rumit. Jadi sebaik apapun rencana atau program kalau tidak dimenej dengan baik, hasilnya tidak akan memuaskan.

Aktivitas di madarasah perlu dilakukan dengan manajemen yang baik, atau secara efektif dan efisien manajemen yang baik perlu diterapkan dalam pengelolahan barang atau materi, aktivitas pengajaran dan pendidikan, administrasi kantor, juga tidak kalah pentingnya dengan komponen keuangan dan lingkungan sekitar serta peralatan dan gedung. Dengan manejemen yang baik pada bidang-bidang tersebut, maka tentunya aktivitas madrasah akan berjalan lancar, pendidikan dan pengajaran berkualitas, personalia yang sejahtera dan penuh pitalitas dalam melakukan kerjanya, barang-barang inventaris terpelihara dengan baik dan teratur, bidang keuangan dapat memenuhi kebutuhan dan terhindar dari pemborosan atau kebocoran serta hal-hal positip lainnya yang dapat diraih dari penerapan manajemen madrasah secara efektif (Ramayulis, 2006).

B. Pengertian Manajemen Madrasah

Menurut Made Pidarta, (2001 : 80) manajemen adalah proses menjalankan organisasi atau melakukan aktivitas secara terkordinir, terorganisir, terencana dan dilakukan secara tepat dengan evaluasi serta pengembangan yang cermat dan tepat pula.

Manajemen madrasah yang efektif adalah pengelolaan, penataan dan penyelenggaraan madrasah yang terprogram, terencana secara baik, terkordinir, terintegrasi, termonitoring, dan terevaluasi serta terorganisasi secara terpadu dengan baik dan lancar dan dilaksanakan dengan cepat waktu, tepat teknik cara dan strategi serta dilaksanakan oleh orang yang tepat pula. Manajemen yang efektif dapat melancarkan semua aktivitas atau kegiatan sehingga sasaran dan tujuan yang tepat dapat tercapai pula. (Abu Ahmadi : 1981)

Kelancaran akan didapat pada setiap kegiatan pengajaran pendidikan, kegiatan perkantoran maupun kegiatan pemeliharaan dan pengembangan madrasah maupun kegiatan kemasyarakatan, bahkan sampai kegiatan pengembangan mutu madrasah yang bersangkutan.

Dengan pengertian manajeman madrasah di atas, untuk mewujudkan pelaksanaannya diperlukan kerja keras dan ketekunan dari semua komponen yang berada di madrasah. Mulai dari kepala sekolah (madrasah), guru, dan karyawan lainnya. Yang pasti dengan pelaksanaan manajemen madrasah yang baik, hasilnya akan dirasakan manfaatnya oleh sekolah, guru, kepala madrasah, bagi siswa (murid), bahkan bagi orang tua siswa dan masyarakat.

C. Upaya Mengefektifkan Manajemen Madarasah

Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mengektifkan kegiatan manajemen madrasah yaitu dengan beberapa langkah sebagai berikut :

Pertama, dengan mengektifkan manejemen personalia, yang terdiri dari penataan tugas kepala sekolah dan guru secara terpadu dan terkordinir serta terintegrasi. Penataan kegiatan guru dan kepala madrasah, pemberian kesejahteraan lahir dan bathin bagi semua komponen madrasah, yang disertai dengan penataan keseimbangan dan kesetaraan antara pelaksana tugas dan kewajiban dengan pemberian hak-hak setiap individu, seperti hak gaji, hak kesra, hak atas penghasilan karyawan, hak cuti serta pemberian penghargaan kepada yang rajin melaksanakan tugas, atau hak pengusulan kenaikan pangkat atau promosi jabatan.

Dengan penataan manajemen personalia seperti tersebut di atas, memungkinkan seluruh person bekerja secara benar dan antusias (sungguh-sungguh) serta bekerja secara profesional sehingga tugas dan kewajibannya dapat dilakukan secara baik, yang pada gilirannya akan mencapai tujuan penyelenggaraan madrasah.

Kedua, dengan mengefektifkan manajemen madrasah (kegiatannya), baik kegiatan kulikuler maupaun ekstra kulikuler, kegiatan kepala madrasah, guru-guru maupun murid-murid, baik aktivitas yang berkaitan intersekolah (madrasah), maupun yang berkaitan dengan masyarakat sosial lingkungan antar madrasah. Cara pengefektifannya yaitu dengan rencana kegiatan yang matang, pelaksanaannya penuh perhitungan serta evaluasi, monitoring yang tepat dan ketat. Dengan manajemen kegiatan yang efektif seperti itu, maka aktivitas di madrasah sedikit banyak akan mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan.

Ketiga, adalah mengefektifkan kegiatan manajemen pengadministrasian dan perkantoran, terutama menata dan melengkapi administrasi pengajaran dan pendidikan, kemuridan (siswa), kepegawaian dan administrasi surat, pendataan fasilitas sekolah atau inventarisasi dan seluruh bentuk administrasi perkantoran terutama surat menyurat, pelaporan dan format-format serta bentuk-bentuk surat yang diperlukan. Jangan sampai madrasah tidak mempunyai buku ekspedisi, atau buku agenda kapan surat penting itu masuk, atau berapa surat yang telah dikeluarkan. Ini biasanya terjadi pada madrasah yang tidak mempunyai disiplin atau manajemen administrasi yang efektif.

Apalagi zaman sekarang yang sudah demikian maju, seharusnya pengelola madrasah memikirkan pola manajemen perkantoran yang didukung oleh sistem pengarsipan yang canggih (komputer dan internet), sehingga secara tepat dan cepat dapat disajikan bila diperlukan, atau surat-surat yang penting tidak tercecer dan pelaporan dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan cermat.

Keempat, adalah mengefektifkan manajemen keuangan, yaitu dengan merencanakan seluruh bentuk pengeluaran atau kebutuhan sekolah dan membeca kemungkinan keuangan yang diterima sekolah baik itu yang datangnya dari negara maupun dari murid (orang tua murid) atau sumber-sumber yang lainnya. Sebaiknya kebutuhan sekolah (madrasah) dirumuskan dalam Rencana Anggaran Belanja Sekolah (RABS). Dengan demikian penghematan, pengeluaran keuangan, pemanfaatan keuangan madrasah, pengadministrasian yang jelas serta SPJ yang tepat dan bukti-bukti pisik yang sesuai dengan nilai, uang dan barang. Menyusun prioritas pembelanjaan barang dan kebutuhan madrasah sangat tepat jika dilakukan musyawarah terlebih dahulu. Jangan sampai terjadi penyimpangan anggaran, karena tidak adanya koordinasi antara kepala madrasah, bendaharawan, guru-guru dan karyawan lainnya. Persoalan keuangan adalah persoalan yang banyak mendapat sorotan. Apalagi kalau pengeluarannya tidak berdasarkan prioritas. Maka mengefektifkan manajemen keuangan madrasah adalah hal yang sangat perlu dilakukan dengan segera.

Kelima, mengefektifkan manajemen sarana dan prasarana, terutama dari sisi pemeliharaan, rehabilitasi dan pendataan serta penggunaan dn pemenfaatannya, sehingga barang tidak cepat rusak apalagi sampai hilang. Maksimalkan manajemen sarana meliputi juga pembelian dan pengadaan barang yang dipilih bedasarkan kualitas yang baik dan tahan lama. Jangan sampai membeli barang yang kelihatannya baik padahal dari segi kualitas justru menjadi beban sekolah untuk mereparasinya. Dengan begitu semakin lama madrasah akan semakin lengkap sarana dan prasarana, serta terpelihara dengan baik sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal.

D. Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Untuk mengefektifkan manajemen madrasah, sudah barang tentu dibutuhkan sosok manajer yang handal, sehingga penyelenggaraan madrasah berjalan sesuai dengan prinsip keefektifan manajemen yang diharapakan. Kepala madrasah sebagai manajer memiliki peran dan fungsi yang sangat potensial untuk menggerakkan, menata dan mengelola madrasah bersama staf yang lainnya dengan asas saling bahu membahu untuk menjalankan fungsi manajemen.

Salah satu kewenangan dari seorang pimpinan adalah membuat keputusan. Tentunya keputusan yang dapat meningkatkan peran madrasah di masa depan. Dalam mengefektifkan manajemen di atas, peran dan kinerja para personil sekolah, terutama kepala madrasah menjadi hal yang sangat menentukan.

Untuk mendukung interpretasi di atas, penulis paparkan di bawah ini, bagaimana peran seorang kepala madrasah (sekolah) sebagai top manajer. Menurut komite manajemen The Office of Educational Research And Improvement (OERI) Departement of Education, U.S.A mengatakan :

“Perbaikan-perbaikan yang utama dalam efisiensi sekolah bergantung kepada kepemimpinan dan keterampilan manajemen kepala-kepala sekolah (Terry : 1990). Kepala sekolah utamanya memainkan peranan kepemimpinannya yang kursial di sekolah. Komite menemukan bahwasanya sebuah sekolah yang mempunyai kepala sekolah yang penuh bakat, cakap dan terlatih dengan baik, dapat diharapkan bisa memberikan pengalaman-pengalaman pendidikan yang baik kepada para siswa. Seorang kepala sekolah yang kekurangan dalam keterampilan hubungan antar pribadi dapat secara efektif melumpuhkan perbaikan pendidikan, sedangkan seorang administrator yang memiliki kepercayaan terhadap staf atau pembantu-pembantunya dan keinginan menekankan (perlunya) perbaikan pendidikan dapat membangkitkan kebesaran sekolah. Para administrator dan pegawai sekolah lainnya harus secara dekat mengenal inovasi-inovasi dan riset-riset pendidikan, dan mereka harus memahami perkembangan yang saat ini terjadi dalam administrasi personalia”. (Tilaar, 1980:67)

Setidaknya ada tiga yang diharapkan bawahan dari seorang pimpinan, yakni arahan / petunjuk, contoh / teladan serta kesejahteraan. Akan tetapi tidak jarang seorang pimpinan bingung menghadapi lambat dalam membuat keputusan untuk menetukan tindakan. Padahal saat-saat tertentu pimpinan diharuskan segera memutuskan bentuk tindakan apa, kapan, dimana, kepada siapa secara tepat, sehingga tampak sosok kepala (pimpinan) penampilannya cerdas. Hal ini merupakan cermin dari kemampuan managerial bagi seorang pimpinan, yakni mampu membuat keputusan yang berkualitas.

Untuk membantu membuat keputusan berkualitas seorang pimpinan haruslah secara komprehenshif memanfaatkan bawahannya (jangan sampai terbalik) bawahan mengatur atasan. Pimpinan harus memiliki keterampilan analitis (frame of reference) dan keterampilan operasional (kemampuan memerintah, memotivasi). Dalam hal itu perlu diterapkan prinsip completed staff work, yaitu pemberdayaan staf secara ideal dengan melakukan analisa tentang sesuatu dalam mempersiapkan keputusan yang cermat, tepat dan akurat, tanpa membuang banyak waktu.

Dengan kepemimpinan kepala madrasah seperti itu, yang imbasnya pada peningkatan efektifitas manajemen madrasah dapat diwujudkan. Yang pada akhirnya dapat mengangkat citra, kualitas dan gairah baru sebuah madrasah di masa depan. Semoga

DAFTAR PUSTAKA

1. George E. Terry, Analisis Administrasi, Jakarta : Bumi Aksara, 1990

2. H. A. R Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung : Remaja Rosda Karya. 1992

3. Abu Ahmadi, Administrasi Pendidkan, Semarang : Toha Putra. 1981

4. Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta : Bina Aksara. 1983

5. Ramayulis, Dr. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia. 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar