Rabu, 19 Agustus 2009

MENYAMBUT BULAN RAMADHAN

Oleh: Mursana, M.Ag.*

Tidak ada kata yang pantas diucapkan kecuali ungkapan rasa syukur kepada Allah swt. karena kita masih bisa dipertemukan oleh Allah dengan kedatangan bulan Ramadhan yang penuh berkah. Ibarat seorang tamu bulan Ramadhan adalah tamu agung bagi umat Islam. Kehadirannya sangat dinanti-nanti, sebab ia mempunyai beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh tamu-tamu lainnya. Sehingga Rasulullah Saw. menjamin selamat dari jilatan api neraka bagi umatnya yang bersungguh menyambut kedatangan bulan suci ini. Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad saw.bersabda: “barangsiapa yang merasa senang, bahagia dengan kedatangan bulan Ramadhan, maka Allah Swt. akan mengharamkan jasadnya dari jilatan api neraka “. ( alhadits ). 

Hadits ini mengajak umat Islam agar menyambut bulan suci Ramadhan ini sebagaimana kita menyambut tamu agung. Tentu saja berbagai persiapan untuk menyambut kedatangannya harus dipersiapan semaksimal mingkin. Jangan sampai ada kesan negatif setelah tamu agung pergi meninggalkan tuan rumah, ia kecewa karena sambutannya kurang berkesan. Paling tidak ada dua persiapan yang harus dilakukan oleh sang tuan rumah ketika akan menyambut tamu agung agar berkesan, tidak mengecewakan. Pertama persiapan pisik yang maksimal meliputi: jasmani sang tuan rumah harus sehat, berpenampilan menarik, menghiasi kesucian rumahnya sepi dari segala bentuk yang mengandung unsur kemusyrikan seperti adanya berhala atau patung atau mungkin gambar-gambar yang membuat malaikat tidak bisa masuk ke dalam rumah, seperti pornografi, VCD porno dan lain-lain. Yang tidak kalah pentingnya adalah jamuan sang tuan rumah harus disukai dan dikehendaki oleh sang tamu. Artinya bahwa menyambut Ramadhan bukan sekedar merasa senang atau bahagia yang semu. Tetapi senang atau bahagia di sana berarti harus melaksanakan segala bentuk kegiatan/amalan yang diwajibkan dan dianjurkan selama Ramadhan itu masih berlangsung. Kedua persiapan non pisik. Persiapan ini dilakukan agar tamu agung merasa betah dan nyaman selama bermukim satu bulan. 
Beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk menyambutnya diantaranya: tuan rumah harus membayar hutang ( mengqodho puasa ) tahun lalu barangkali ada hari yang uzur. Selanjutnya bersihkan jiwa sang tuan rumah dengan memperbanayak memohon ampunan kepada Allah ( Istighfar ) dan meminta maaf kepada sesama manusia, barangkali banyak kesalahan baik yang sengaja maupun yang tidak disengaja. Tuan rumah yang baik adalah tuan rumah yang mampu menyambut Ramadhan dalam keadaan siap jiwa dan raga. Mudah-mudahan Ramadhan sang tamu agung merasa betah dan nyaman selama bermukim satu bulan dan kalaupun ia pergi, pergi dalam keadaan tenang dan membawa kesan yang baik.
Sebagaimana dimaklumi, bahwa bulan Ramadhan tahun ini nampaknya berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana harga BBM, gas elpiji, dan kebutuhan bahan pokok diprediksi naik begitu melonjak. Belum lagi industri rattan masih sepi yang mengakibatkan banyak pengangguran. Keadaan seperti ini apabila berlangsung sangat lama dipastikan akan mengganggu kekhusyu’an pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadhan tahun ini. Namun walaupun begitu kita banyak berharap kepada pemerintah agar segala kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi terlebih lagi harga sembilan bahan pokok bisa terjangkau. Inilah barangkali ujian terberat yang harus kita hadapi pada bulan suci Ramadhan tahun ini. Pada saat situasi dan kondisi bangsa seperti ini hendaklah umat Islam bisa bersabar dan tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan, sehingga tujuan pelaksanaan ibadah puasa bisa tercapai dengan mulus yakni menjadi hamba yang bertakwa, sebagaimana tertulis dalam Kitab suci alQur’an “la’allakum tattaquun.”

Amalan Ramadhan
Di dalam hadits Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dikatakan bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa (siang hari) di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan karena Allah, maka akan diampuni segala dosanya yang telah lalu”. Dalam riwayat lain beliau bersabda: “Barangsiapa yang melakukan qiyamullail (menghidupkan malam Ramadhan) dengan penuh keimanan dan keikhlasan karena Allah, maka diampuni segala dosanya yang telah lalu”. Kedua hadits inilah yang menjadi dasar tentang keutamaan melakukan amalan di bulan Ramadhan baik siang maupun malam. Untuk lebih memantapkan dan meyakinkan amalan apa saja yang biasa dilakukan oleh baginda Rasul Saw. selama bulan suci Ramadhan alangkah baiknya kalau kita tela’ah pidato Rasulullah Saw. yang beliau sampaikan di hadapan kaum Muslimin saat berakhirnya bulan Sya’ban, menyambut datangnya bulan Ramadhan, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Baihaqi dalam Kitab Nahzul Balaghah, secara lengkap sebagai berikut:
“Wahai kaum Muslimin, telah datang bulan Ramadhan,bulan yang membawa berkah, rahmat, dan maghfirahNya. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari yang utama, malam-malamnya adalah malam yang paling utama. Jam demi jam adalah jam yang paling utama.
 Kalian diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakanNya di bulan ini, sehingga nafasmu menjadi tasbih, tidurmu menjadi ibadah, dan do’a-do’amu diijabah. Berdo’alah kepadaNya dengan niat yang tulus dan hati yang suci, agar Allah membimbingmu untuk melakukan shaum dan membaca kitabNya. Maka celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah di bulan yang agung ini.
Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, sebagai kelaparan dan kehausan di hari Kiamat. Bersedekalah kepada kaum fakir dan miskin, muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda , sambunglah tali persaudaraan, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal dipandang, dan tahan pendengaranmu dari apa yang tidak halal didengar. 
Kasihanilah anak yatim, niscaya kamu akan dikasihi mereka dikemudian hari. Bertaubatlah kepadaNya dari dosa-dosamu. Angkatlah tanganmu untuk berdo’a pada waktu shalat, karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Swt. memandang hamba-hambaNya dengan penuh kasih. Dia menjawab mereka ketika menyeruhNya, menyambut mereka ketika memanggilNya dan mengabulkan mereka ketika berdo’a kepadaNya.
Wahai manusia, sesungguhnya dirimu tergadai karena amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban dosamu, maka ringankanlah dengan sujudmu. Ketahuilah, Allah Swt. bersumpah dengan kebesaranNya bahwa Dia tidak akan pernah mengazab orang yang shalat dan sujud dan tidak akan mengancam dengan mereka dengan neraka, pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbul’alamiin.
 Barangsiapa memberi makan kepada orang mukmin untuk berbuka puasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan diberi ampunan atas dosa-dosanya yang telah lalu.
Sahabat bertanya: “wahai Rasulullah, kami tidak mampu berbuat demikian?” . Rasulullah menjawab, ” jagalah dirimu dari api neraka, walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka, walaupun hanya dengan seteguk air”.
Barangsiapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, akan berhasil melewati shirath pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Barangsiapa yang meringankan pekerjaan orang yang di bawah kekuasaannya, seperti pegawai dan pembantu di bulan ini, maka Allah akan meringankan pemeriksaannya (hisabNya). 
Barangsiapa yang bisa menahan (imsak) dari segala kejelekan di bulan ini, maka Allah akan menahan murkanya, siapa yang memuliakan anak yatim, maka Allah akan memuliakannya, siapa yang menyambungkan silaturrahim di bulan ini, maka Allah akan menghubungkan rahmatNya. Siapa yang memutuskan kekeluargaan di bulan ini, maka Allah akan memutuskan rahmatNya, semuanya itu nanti pada hari di mana manusia berjumpa denganNya.
Barangsiapa yang melakukan shalat sunnat di bulan ini, maka Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Siapa yang melakukan shalat fardhu, maka baginya pahala seperti melakukan 70 kali shalat fardhu di bulan lain.
Barangsiapa yang memperbanyak shalawat kepadaKu di bulan ini, maka Allah akan memberatkan timbangan amal kebaikannya pada hari ketika timbangan meringan. Siapa yang membaca satu ayat dari alQur’an di bulan ini, maka pahalanya sama seperti mengkhatam alQur’an pada bulan yang lain.
Pada bulan ini pintu surga dibuka untukmu, maka mintalah kepada Allah agar tidak pernah menutupnya bagimu. Pintu neraka ditutup, maka memohonlah kepada Allah agar tidak pernah dibuka untukmu. Syetan-syetan dibelenggu, maka mintalah kepada Allah agar tidak pernah menguasaimu.
Sahabat bertanya: “wahai Rasulullah, amal apa yang paling utama di bulan ini? Rasulullah Saw. menjawab: “ amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga dirimu dari apa yang diharamkan oleh Allah Swt”. 
Inilah inti pidato Rasulullah Saw. yang harus dijadikan sebagai pedoman oleh umat Islam dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Pidato ini disampaikan kepada kaum Muslimin dengan tujuan agar umat Islam mengetahui amalan-amalan apa saja yang harus dilakukan ketika bulan Ramadhan. Rasul Saw. tidak mau melihat umatNya berpangku tangan, tanpa melakukan apa-apa selain puasa. Juga tidak mau membiarkan umatnya banyak diam. Betapa utamnaya bulan suci Ramadhan ini, sehingga hari-harinya, malam-malamnya, bahkan jam demi jam merupakan waktu yang paling utama untuk melakukan amal shaleh.
Demikian mudah-mudahan tulisan sederhana ini bisa menjadi pengantar untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah puasa kita, agar tahun demi tahun semakin meningkat kwalitasnya. Tidak seperti yang digambarkan oleh Rasulullah Saw. dalam bebagai riwayat hadits, bahwa: “ Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi puasanya tidak menghasilkan apa-apa, kecuali haus dan dahaga saja”. Semoga.

* Penulis: Mursana, M.Ag : Ketua Pokjaluh Kandepag Kab.Cirebon, Alumni Pesantren Darussalam Ciamis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar