Rabu, 10 Februari 2010

KUNCI SUKSES

Oleh: Drs. H. Rifa’i, M.Pd*
“Saya tidak besar, saya tidak tangguh, saya tidak kuat, saya hanyalah orang yang selalu bekerjasama, saya selalu melakukan hal yang benar, maka dari itu saya berhasil”. Penggalan bait nyanyian tersebut sering kita dengar ketika menyaksikan anak-anak bermain di halaman rumah. Nyanyian itu kedengarannya sederhana, akan tetapi sangat berharga dalam memberikan inspirasi bagi kesuksesan hidup seseorang. Dari bait syair di atas paling tidak ada dua kunci kesuksesan bagi seseorang, yaitu selalu melakukan hal yang benar dan selalu bekerjasama. Jadi kalu kita ingin sukses lakukan dari sekarang hal-hal yang dianggap benar menurut aturan dan nurani serta jangan lupa bekerjasama dengan berbagai pihak; antara atasan dengan bawahan, bawahan dengan bawahan, atau mungkin bawahan dengan atasan dalam hal yang benar tentunya.
Kedua hal itu kalau diteliti secara seksama ternyata merupakan bagian dari Al-Asmaul Husna yakni alhaq dan aljami’. Artinya kalau kedua ism itu diamalkan, kita tidak hanya memperoleh kesuksesan di dunia tetapi juga di akhirat. Sukses di dunia diantaranya; menjadi orang besar, tangguh, kuat, dicintai dan dihormati masyarakat. Bukan karena jabatannya tetapi karena suka melakukan yang benar dan bekerjasamanya. Sedangkan kesuksesan di akhirat adalah jaminan Allah masuk surga. Sebagaimana Rasulullah Saw.bersabda: “Berakhlaklah kalian dengan akhlak Allah. Barang siapa yang berakhlak dengan salah satu dari akhlak-Nya (asmaul husna), ia akan masuk sorga.” (Al-Hadits).
Melalui tulisan ini Penulis mengajak kepada seluruh masyarakat, apapun statusnya untuk bersama-sama memelihara Al-Asmaul Husna sesuai dengan profesinya. Karena Allah pernah berfirman dalam kitab suciNya; “Dan kepunyaan Allahlah Al-Asmaul Husna (nama-nama yang agung/baik yang sesuai dengan sifat-sifat Allah), maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut Al-Asmaul Husna itu. Dan tinggalkanlah orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka telah kerjakan” (Q.S. 7 : 180).
Ayat tersebut di atas merupakan perintah Allah, agar kita selalu berdo’a dan mengumandangkan nama-nama Allah yang agung dimanapun berada, apapun status sosial kita. Apakah sebagai pejabat pemerintah, pejabat di lingkungan TNI & POLRI, pemimpin perusahaan atau bahkan rakyat biasa. Dengungkan Al-Asmaul Husna di kantor, perusahaan, tempat bisnis, sawah, lading dan seterusnya. Selanjutnya Allah menyuruh agar kita meninggalkan orang-orang (baik sebagai pejabat atau rakyat) yang coba-coba mengotori, mencemarkan atau bahkan kata Ibnu Katsir yang menukil pendapat Ibnu ‘Abbas, “mendustakan” nama-nama yang agung tersebut. Kalau perlu kita lawan oran-orang yang mengotori kasih sayang dan kejujuran, yang menodai keadilan dan mengotori nama-nama Allah yang lainnya. Jangan lupa siapa pun orangnya, apapun status sosialnya yang dengan sengaja mengotori nama-nama Allah yang Agung akan mendapat balasan kelak di akherat. Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang bisa menjaga (mengaplikasikan nilai-nilai) Asmaul Husna, maka ia masuk sorga” (H.R. Bukhori dan Muslim).
Disamping kedua kunci di atas, kesuksesan juga akan semakin kokoh dan sempurna tatkala berbagai pihak yang terkait saling membangun kepercayaan (amanah), tidak saling berkhianat. Untuk membangun kepercayaan sebaiknya melakukan langkah-langkah yang tepat sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang sukses pada masa lampau. Langkah-langkahnya adalah: 1) ta’aruf, saling mengenal antar personal. Dari ta’aruf ini nantinya akan melahirkan, 2) tafahum, sebuah sikap saling memahami, menghargai dan toleransi keberadaan antar individu, misalnya pemimpin dengan bawahannya. Dari langkah ini akan membentuk, 3) tarahum,pribadi-pribadi yang saling sayang-menyayangi. Kalau langkah ini sudah tercipta, maka terbangunlah, 4) takamul, saling melengkapi atau menyempurnakan kekurangan antar personal. Setelah berhasil melakukan takamul, maka selanjutnya akan melahirkan, 5) takaful, sebuah pribadi yang menjunjung tinggi tanggungjawab terhadap profesinya.
Kelima langkah tersebut akan terbina tatkala setiap personal sadar diri, sadar posisi, dan sadar situasi. Sadar diri artinya kita harus menyadari siapa diri kita sesungguhnya. Sadar posisi maksudnya kita harus memahami posisi kita sebenarnya sebagai apa. Kalau sebagai bawahan, jangan coba-coba bertindak sebagaimana layaknya seorang pimpinan. Adapun yang dimaksud dengan sadar situasi adalah kita harus memahami berbagai situasi ketika akan melaksanakan sebuah program kerja.
Demikian beberapa langkah yang harus dilakukan apabila kita bertekad ingin menjadi orang sukses. Untuk memenuhi langka-langkah tersebut dibutuhkan keberanian dalam bertindak dan pengorbanan. Itulah resiko sebuah perjuangan. Semoga sukses selalu. Amiin.

*Drs.H.Rifa’i, M.Pd; Kepala Kandepag Kab. Cirebon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar